Pages

Jumat, 26 April 2013

Aku untuk Indonesia Lebih Baik.

Aku

Indonesia, negara beribu-ribu pulau dengan kekayaan yang beribu-ribu pula. Indonesia terdiri dari 34 provinsi. Dari 34 provinsi tersebut, satu provinsi terdiri dari beberapa kabupaten. Dari satu kabupaten dibagi menjadi beberapa kecamatan. Dari satu kecamatan dibagi lagi menjadi beberapa kelurahan atau desa. Dari satu desa dibagi lagi menjadi beberapa dusun. Dari satu dusun dibagi lagi menjadi beberapa Rukun Warga. Dari satu Rukun Warga dibagi lagi mejadi beberapa Rukun Tetangga. Dari satu Rukun Tetangga dibagi lagi menjadi beberapa Rumah Tangga. Dari satu Rumah Tangga dibagi lagi menjadi beberapa anggota keluarga. Dari beberapa anggota keluarga, salah satunya adalah anak. Untuk menacapai kawasan Indonesia saya yang masih menjadi seorang anak harus melewati 11 tingkatan lingkungan. Jika dilihat dari ruang lingkup seperti itu kelihatannya sangat jauh untuk melakukan perubahan atau untuk mengabdi bagi Indonesia. 
Dan seperti itulah pemikiran saya ketika belum mendapatkan pelajaran sosial di perkuliahan. 
Masih belum menemukan jalan menyumbang untuk Indonesia. 

Pemikiran pendek itu akhirnya mendapatkan gaya elastisitas dari pelajaran sosial di perkuliahan sehingga pemikiran tersebut telah berubah menjadi pemikiran luar biasa. Saya calon engineer, untuk menjadi seorang engineer tidaklah mudah. Perlu beberapa kegagalan, perlu beberapa kebahagiaan, dan selalu perlu usaha. Karena disetiap ada usaha pasti ada jalan. Engineer dituntut untuk memikirkan semua hal yang pantas untuk difikirkan. Bisa kita bayangkan, jikalau kita salah mengatur sekring pada travo-travo di pinggir jalan. Maka, berapa banyak orang yang akan kita bunuh ketika terjadi short circuit(kongslet). Berapa banyak orang yang akan kita bingungkan ketika kita salah mengatur kanal-kanal pembagi frekuensi, karena informasi-informasi melalui jaringan broadcast menjadi kacau. Berapa banyak orang yang akan kita bunuh ketika kita salah mengatur skematika jembatan dan ketika kita salah dalam menyatakan beban maksimum jembatan. 
Berapa banyak orang yang akan kita bunuh ketika kita salah mendesain sistem pembakaran pada kendaraan bermotor. 

Maka dari itu jangan menyepelekan kata "engineer". 
Orang yang mengaku dirinya engineer tetapi masih melanggar lampu merah, maka dia telah berbohong. Orang yang mengaku engineer tapi berkendara malah membahayakan orang lain dan dirinya sendiri, maka dia telah berbohong. Orang yang mengaku dirinya engineer tapi dia membuang sampah sembarangan maka dia berbohong. Yang ingin saya lakukan untuk negeri ini tidaklah banyak. Saya hanya ingin memberikan ilmu semampu saya, sesuai dengan kapasitas saya, seelah saya nanti menjadi seorang engineer, atau telah lulus dari UGM ini. Saya hanya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dengan ilmu yang saya miliki. Saya hanya ingin merubah persepsi orang yang saya kenal untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri, tapi juga memikirkan oang lain. Ini bukan berarti mendahulukan pkepentingan orang lain, tetapi kita memperhatikan kepentingan orang lain. Orang lain memiliki berbagai macam urusan masing-masing. Dan jikalau kita menghambat urusan itu kita boleh untuk disalahkan. Misal kita menerobos lampu merah, kemudian dimungkinkan terjadi kecelakaan. Kalau tidak kecelakaan ya untung, tapi kalau terjadi, yang repot bukan hanya kita tapi juga orang yang kecelakaan bersama kita. Berfikir kalau tidak menerobos nanti akan terlambat. Persepsi dasar tetapi buruk ini kini dimiliki oleh hampir seluruh orang Indonesia. 
Seolah olah jalan itu miliknya sendiri. 
Yang ingin saya berikan untuk Indonesia adalah memperbaiki pemikiran itu. 

Walaupun saya belum menjadi seorang engineer, saya selalu belajar untuk menjadi seorang engineer. 
Tidak ada salahnya untuk belajar.